Sabtu, 28 Januari 2023

HAHA

 

Parade tentang duka selalu menyelimuti kepala

Ia seolah memberi kehangatan, memberi omong kosong kebahagiaan

Di biarkan tubuh itu bertahan pada luka

Di biarkan tubuh itu bertahan pada trauma

 

Segala macam cara menyadarkan, segala macam kata tertuliskan

Namun tetap saja, yang bercinta hanya batu dan ia keras, ia mengeras

 

Di biarkanya malam mengutuk, hingga pagi ia melapuk

Di biarkanya mawar melayu, hingga duri tak berhenti mencumbu

 

Suatu saat  akan tertawa, tentang bodohnya menghisap racun

Suatu saat akan menangis, tentang ia yang kau usir

 

Aku ingin menyakitmu

 

Kamu selalu mengingat

Kamu selalu mengejar

Kamu selalu menangisi

Kamu selalu mendamba

Kamu selalu memeluk

Kamu selalu mencumbu

Kamu selalu menulis

Kamu selalu mengenang

 

Lelaku yang menyakitimu

Lelaki yang dengan jelas mendua

Lelaki yang hanya sekedar menikmati manismu

Lelaki yang jelas mencampakan

Lelaki yang tak hadir dalam kesedihan

 

Aku ingin menyakitimu

Agar aku bisa mendaptkan hal yang sama

Karena datang dan peduli hanya di anggap menganggu

Karena datang pada sedihmu hanya menjadi sebelah mata

Karena datang dengan senyum dan bunga hanya terusir

 

Dan aku ingin menyakitimu,

Tapi lelaki sejati tak pernah meninggalkan.

Hanya lelaki bodoh yang membiarkan wanitanya menangis.

 

 

Rabu, 25 Januari 2023

Perihal Mawar

 

Perihal Mawar

 

Aku tak paham soal apa yang aku alami sekarang, sebetulnya aku tahu tentang mawar. Ia begitu merah merona, harumnya mudah sekali memikat para adam, tak hanya satu atau dua. Mahkotanya yang begitu menawan begitu menggiurkan untuk dinikmati. Namun, mereka yang mendekat dan mengerumuni hanya terpikat pada putik mawar. Menghisap penuh sarinya yang begitu manis itu hingga mawar layu. Lalu di tinggalkan, mencari bunga lain.

Begitu juga aku. Aku menjadi salah satu adam yang terpikat dengan segala jenis keanggunan mawar, Awalnya. Hingga aku melihat duri yang terpahat pada tubuhnya.  Pikirku, semakin banyak duri pada mawar semakin banyak pula kejadian pahit yang ia alami. Namun, hal itulah yang membuat mawar semakin cantik.

Hal itulah yang aku tak paham soal apa yang aku alami. Aku justru tetap bertahan pada duri itu. Memeluk duri-durinya, membiarkan diriku terluka. berdarah-darah, menangisinya, menyemai semua lara. Yang lebih ironis, setelah mawar itu tak lagi layu, dengan kuncupnya yang begitu mekar. Aku justru masih bertahan pada duri itu. Melihatnya di kerumuni, di kecup, di peluk, dan di hisap sarinya oleh adam yang datang. Tapi aku masih bertahan dengan duri itu. Sambil bersiap menemani layunya-lagi.

jam tiga

  Jam sudah menjadi dingin, detaknya membeku, jarum-jarumnya hanya mendengung meminta kehangatan. Ia berhenti pada tiga pagi. Kepalaku ter...