Waktu itu saat
dimana kaidah kaidah kehidupan hanya tentang dirinya,memanipulasi orde rindu
berkepanjangan.Perasaan atas gundah resah saat kau lepas tangan.perpiasahan
Seperti terjerumbus
dalam ruangan gelap dengan kursi terjungkal,meja tertunduk lesu,dan jam dinding
yang enggan melangkah mengetuk waktu.hati berantakan
Berusaha terkejar
namun kau sekejap hilang,meminta ku menepi dan lupakan.lupakan?teori yang ku
buat dengan bertingkah bodoh hanya tentang sebuah raut kebahagiaan di wajahmu
kala itu,kau minta untuk lupakan? Sang Darwin pun takan merestui permintaan kau
itu.tolonglah raih tangan ini lagi?lalu kita arungi mimpi dengan alunan
nada yang kau cipta dan ku rangkai bait
bait hiperbola.
Konspirasi apapun
yang ku buat hanya akan jadi tulisan sajak miskin yang berisikan tema sedih
tentang arti kehilangan,lalu ku buang kertas itu berharap kau mengaisnya dan merenungi
kesalahan yang kau lakukan untuk membuat sebuah titik di cerita yang harusnya
terus bersambung.
Bukan berapa lama
aku harus melupakan mu,tapi bagaiamana aku melupakan,kalau lukisan wajah mu itu
terus berputar putar mesra di setiap berusaha melupakan.
Kini yang
seharusnya meniadakan perasan itu,dengan selang waktu yang mungkin tak pantas
untuk menunggu,kau masih belum punah dalam sebuah sejarah yang pernah patah.
Kini hanya nada
minor yang menemani,duduk termenung di sebuah perjalanan mencari atau
menanti,namun kau masih tetap menjadi tema lamunanku.